Rabu, 29 Mei 2013

Perbandingan antara Jokowi dengan SBY



Perbandingan antara Jokowi dengan SBY

Tulisan ini bukan didasari kecintaan atau kebencian kepada seseorang. Hanya berupa opini  pribadi yang tentu bisa salah atau benar. Boleh setuju boleh juga tidak. SBY dan Jokowi sama-sama pemimpin. Yang satu pemimpin negara alias presiden, satu lagi pemimpin provinsi atau gubernur. Dua-duanya punya kewenangan untuk mengatur lembaga dan institusi yang dibawahinya. Keduanya memiliki gaya masing- masing, ada persamaan dan ada perbedaan nya.
 Kita mulai dari persamaan dari kedua pemimpin fenomenal ini:

 1.  Keduanya sama-sama orang Jawa yang menjadi pemimpin dan sangat diharapkan banyak orang, Ketika SBY maju pertama kali, dia kurang diperhitungkan. Tetapi ketika dia dicitrakan jenderal pemberani dengan melawan kesemena-menaan, sosok tertindas dan diperlakukan tidak adil oleh Presiden Megawati, langsung posisi tawarnya sebagai calon presiden naik. Begitu pula Jokowipun datang sebagai politikus baru tingkat nasional tetapi blow up media mampu menaikkan citra mas Jokowi. Jokowi lahir dari pencitraan positif, lahir dari citra sukses memimpin rakyatnya yang pada akhirnya dipilih oleh rakyatnya sebesar 99%. Meskipun sama-sama lahir dari “bantuan” media tetapi ada sedikit perbedaan Jokowi tampil sebagai pribadi yang dicintai rakyatnya bukan karena kasihan atau iba akibat diperlakukan tidak adil.
2. SBY dan Jokowi merupakan sosok yang mampu menguasai media walau dengan cara yang berbeda. Lihat SBY ketika berbicara, sangat runtut, perlahan, dan fokus disertai gestur-gestur tertentu untuk meperkuat. Jokowipun walau kelihatan ndeso, tetapi juga terampil dalam menghadapi media. Supel, apa adanya, dan tetap mempertahankan khas ke”ndeso”annya. Sungguh menarik sekali.
3. Tidak bisa disangkal jika SBY dan Jokowi memiliki wibawa dan kharisma tersendiri. Dimanapun mereka berada, mereka pasti selalu dihormati karena wibawa yang mereka miliki. Hal ini terwujud jelas dari tingkah laku mereka, seperti cara mereka berjalan atau berbicara.

4. 100 hari pertama mereka disambut peristiwa dahsyat. SBY ketika Oktober dilantik, lalu di   bulan Desember terjadi tsunami Aceh. Begitu pula Jokowi, baru aja tiga bulanan menjabat sudah diuji cobaan berat. Banjir Jakarta yang termasuk banjir terbesar. Bunderan HI ketika tanggal 1 Januari 2013 dipenuhi orang yang berpesta menyambut tahun baru eh di tanggal 17 Januari 2013, berubah menjadi lautan. Padahal bunderan HI jarang kena banjir.
5. Keduanya menggunakan pencitraan karena pencitraan itu sangat dibutuhkan. Pencitraan yang di lakukan Jokowi  memperoleh efek berbeda dengan apa yang dilakukan oleh presiden kita Pak SBY. Di saat SBY malang dalam periode kepemimpinannya yang kedua ini justru semakin mendapat banyak kecaman, baik di media ataupun masyarakat, seorang Jokowi yang juga melakukan pencitraan justru semakin mendapat support dan ketenaran yang luar biasa di republik ini.
Sekarang dari  perbedaan kedua pemimpin fenomenal ini:
1. Postur badan pastinya banyak bedanya. Walaupun sama-sama tinggi, tapi satu gendut satunya kurus
2. SBY mampu menyandera dan mengarahkan partainya, Jokowi sepertinya belum mampu mengarahkan partai pendukungnya.
3. SBY kemana-mana sama si Ibu, Jokowi lebih senang sendiri.
4. Jokowi tidak dikawal secara ketat , sedangkan SBY justru mempertontonkan eksklusivisme pejabat. SBY memperlihatkan kepada ratusan juta rakyat Indonesia bahwa seorang presiden selalu dikawal dengan super ketat kemanapun dia pergi, selalu memperoleh keistimewaan (termasuk keistimewaan bebas macet di jalanan Jakarta) dimanapun dia berada.
5. Pejabat banyak didemo rakyatnya. Jokowi malah ditunggu banyak orang untuk berkunjung di wilayah mereka. SBY justru tidak dikehendaki ketika berkunjung di daerah-daerah.


6. SBY juga kerap menggunakan istilah asing yang rumit saat berpidato, sehingga tidak semua pemirsa yang menyaksikan paham maksud kata-katanya, sedangkan jokowi berbicara apa adanya yang  dimengerti seluruh lapisan rakyat. Bahasa sehari-hari Jokowi saat berinteraksi dengan rakyatnya juga berbeda dengan SBY, bahasanya cenderung bahasa Indonesia yang sangat sederhana plus logat Jawa yang medok Jika SBY terlihat sangat serius setiap kali berbicara, Jokowi justru dapat dengan cerdas menempatkan diri antara keseriusan dengan humor. Saat blusukan tidak jarang Jokowi mengundang gelak tawa warga sekitar yang mengerubunginya.
7.  Seorang Joko Widodo adalah kemampuan komunikasinya yang luar biasa, baik komunikasi horizontal (sesama elit politik) ataupun komunikasi vertikal (kepada rakyatnya). Dia bagaikan Adolf Hitler modern versi baik, seorang komunikator politik handal yang mengandalkan karir politiknya melalui kemampuan berkomunikasinya. Dia bukan tipe politikus yang mengandalkan kekuatan uang semata (seperti yang banyak ditunjukkan oleh elit politik kita sekarang ini), dan lebih mengedepankan seni berkomunikasi.


http://www.dagelanwayang.com/2013/02/bedanya-pencitraan-jokowi-dengan-sby.html
http://politik.kompasiana.com/2013/02/13/modis-bareng-jokowi-sby-dan-jokowi-persamaan-dan-perbedaan-533415.html
http://www.indonesiarayanews.com/