BAB
III
Ilmiah
Dasar ( Definisi Alam Semesta )
Alam Semesta
Gagasan yang umum di
abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak
hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya. Selain
meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini menolak
keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan
tidakberakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx.
Para penganut
materalisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham
ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de Philosophie,
filosof materialis George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta bukanlah
sesuatu yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia
sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".
Konsep pemikiran manusia tentang pusat universe atau
alam semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa
manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama teori egosentris. Setelah itu
mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus.
Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu Nicolas Copernicus
mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta,
heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoti tersebut lebih
cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah sebagian dari
galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari banyak kumpulan bintang
di alam semesta.
Teori Terbentuknya Alam Semesta
1. Teori
Dentuman atau Teori Ledakan
Teori Dentuman menyatakan bahwa ada
suatu massa yang sangat besar yang terdapat di jagad raya dan mempunyai berat
jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi inti, massa tersebut akhirnya
meledak dengan hebatnya. Massa yang meledak kemudian berserakan dan mengembang
dengan sangat cepat serta menjauhi pusat ledakan atau inti ledakan. Setelah
berjuta-juta tahun massa yang berserakan membentuk kelompok-kelompok dengan
berat jenis yang relatif lebih kecil dari massa semula. Kelompok-kelompok
tersebut akhirnya menjadi galaksi yang bergerak menjauhi titik intinya. Teori
ini didukung oleh adanya kenyataan bahwa galaksi-galaksi tersebut selalu
bergerak menjauhi intinya.
2.
Teori
Bing Bieng
Teori Big Bang dikembangkan oleh George
Lemarie. Menurut teori ini pada mulanya alam semesta berupa sebuah primeval
atom yang berisi materi dalam keadaan yang sangat padat. Suatu ketika atom ini
meledak dan seluruh materinya terlempar ke ruang alam semesta. Timbul dua gaya
saling bertentangan yang satu disebut gaya gravitasi dan yang lainnya dinamakan
gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya kosmis lebih dominan sehingga alam
semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
3.
Teori
Creatio Continua
Teori Creatio Continua dikemukakan oleh
Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Teori ini menyatakan bahwa saat diciptakan alam
semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada atau
dengan kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak akan berakhir.
Pada setiap saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap.
Partikel-partikel tersebut kemudian mengembun menjadi kabut-kabut spiral dengan
bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta. Partikel yang dilahirkan lebih
besar dari yang lenyap, sehinggamengakibatkan jumlah materi makin bertambah dan
mengakibatkan pemuaian alam semesta. Pengembangan ini akan mencapai titik batas
kritis pada 10 milyar tahun lagi. Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan
kabut-kabut baru. Menurut teori ini 90% materi alam semesta adalah hidrogen dan
hidrogenin, kemudian akan terbentuk helium dan zat-zat lainnya.
Sumber
Bacaan
· Jasin,
Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
· Maskoeri
Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rajawali Pers, 2008
-
http://cakrawalailmupengetahuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar